Faktor Kesuburan Wanita

Faktor Kesuburan Wanita

Apabila anda sudah menikah dan merencanakan kehamilan, namun tidak kunjung hadir juga maka jangan buru-buru saling menyalahkan. Wanita dan pria sama berpotensi sebagai penyumbang ketidaksuburan. Jangan tergesa-gesa menjalani berbagai tes laboratorium yang lumayan mahal, tidak ada salahnya Anda dan pasangan membuat tes kecil terlebih dahulu.

Tingkat kesuburan wanita memang dipengaruhi banyak faktor. Hal itu disebabkan alat-alat reproduksi wanita jauh lebih kompleks ketimbang pria. Faktor-faktor apa saja yang patut diperhatikan?

  1. Faktor Usia

Faktor usia dalam kesuburan wanita , menurut dr. Dwiana Ocviyanti SpOG, staf pengajar di Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI, antara usia 20-30 tahun, tingkat kesuburan wanita sangat tinggi. Namun, di atas usia 35, tingkat kesuburan ini mulai drop. Di atas usia 40 tingkat kesuburan wanita menurun tajam.

  1. Usia wanita saat menopause

Saat wanita mengalami menopause dini (dibawah usia 45 tahun), waspadalah! Ternyata tingkat kesuburan berelasi secara genetis. Wanita yang memiliki ibu dengan menopause normal atau terlambat, lazimnya lebih fertile.

  1. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi yangt baik adalah jika jaarak dari menstruasi pertama hingga menstruasi pertama berikutnya adalah antara 21-35 hari.

  1. Keputihan

Keputihan bisa menjadi bencana bagi kesuburan wanita, terutama bila jenis keputihan tersebut tergolong infeksi.

  1. Saat menstruasi, produksi darah sangat sedikit

Besar kemungkinan Anda adalah pasien sindrom ovarium polikistik. Dampak dari kondisi ini adalah melonjaknya hormon androgen (hormon laki-laki). Gejala lainnya adalah rasa lelah berlebihan, berat badan melonjak drastis, dan keinginan untuk terus ngemil makanan berkadar gula tinggi.

  1. Nyeri menjelang atau saat menstruasi

Nyeri menjelang atau saat menstruasi merupakan gejala dari penyakit endometriosis, yakni adanya sel endometrium (sel dalam rahim) yang menempel di tempat yang tidak seharusnya.

  1. Merokok

Merokok mengganggu sistem vaskularisasi (peredaran darah) dalam tubuh. Padahal bila jaringan tidak mendapat aliran darah yang cukup, maka seluruh organ tubuh, termasuk organ-organ reproduksi, menjadi tidak sehat.

  1. Obesitas

Bila BMI (body mass index) Anda di atas 25, lemak secara otomatis menjalani proses esterifikasi (proses spontan yang mengubah lemak menjadi hormon). Sayangnya, hormon ekstra yang dihasilkan itu malah mengganggu keseimbangan hormon yang sudah ada di dalam tubuh. Padahal, untuk proses pengeluaran sel telur, syarat utamanya adalah hormon dalam kondisi seimbang.

  1. Diet terlalu ketat

akan teratur sangat bermanfaat untuk kesuburan karena menyeimbangkan kadar gula darah. Kadar gula darah yang rendah akan menghambat penyerapan hormon progesteron. Padahal, hormon ini bermanfaat menjaga telur yang sudah dibuahi agar tetap berada di ‘rumah’-nya..

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar